KLASIFIKASI INSTRUMEN MUSIK PADA ENSEMBEL MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mengklasifikasi instrumen musik, pada ensembel musik tradisional Batak Toba. Artikel ini merupakan kajian pustaka yang menganalisis berbagai teori ahli tentang klasifikasi instrumen musik pada ensembel musik tradisional Batak Toba. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa klasifikasi instrumen Batak Toba di klasifikasikan untuk ansambel gondang sabangunan, taganing (membranophone), gordang (membranophone), odap (membranophone), ogung oloan (idiophone), sarune (aerophone), ogung ihutan (idiophone), doal (idiophone), panggora (idiophone), hesek (idiophone) untuk ansambel gondang hasapi, hasapi ende (chordophone), hasapi doal (chordophone), sarune etek (aerophone), sulim (aerophone), garantung (idiophone, hesek (idiophone). Stratifikasi pargonsi khususnya instrumen taganing(membranophone) yang disebut partaganing mendapat posisi khusus karena dianggap sebagai seorang yang memiliki kemampuan sebagai penghubung antara manusia dengan sang pencipta. Kedudukan seorang pargonsi dalam stratifikasi sosial masyarakat yang tidak permanen. Di satu sisi dianggap sebagai wakil dewa, yaitu ketika memainkan ansambel gondang pada saat upacara, di sisi lain sebagai masyarakat biasa yang terikat dengan sistem kemasyarakatan dan kekerabatan yang terdapat dalam dalihan na tolu tetika tidak berperan sebagai pargonsi. Status mereka adalah sama dengan individu lainnya berdasarkan pekerjaan sehari-hari, misalnya sebagai petani, nelayan, pedagang dan sebagainya. Prinsip klasifikasi berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Mahillon-Sachs-VonHornbostel dalam kaitannya dengan pengelompokan alat musik yang dilakukan secara lokal pada alat-alat musik tradisional Batak Toba, pada prinsipnya mengacu pada teori klasifikasi oleh Mahillon-Sachs-VonHornbostelnamun di sisi lain secara spesifik pengelompokan yang dilakukan secara local, berdasar pada fungsi alat musik dalam sebuah ansambel baik pada gondang sabangunan maupun gondang hasapi.
Kata kunci:klasifikasi, instrumen musik, ensembel, musik tradisional, batak toba
Full Text:
PDFReferences
Ben, R.(2000).Musik Tradisional. Diktat Jurusan Bahasa Dan Sastra Universitas Negeri Medan.
Blacking, J.(1995). “Music, Culture and Experience”.London:University of Chicago Press.
Coplan, D. B. (1993).“Ethnomusicology and the Meaning of Tradition” dalam Ethnomusicology and Modern Music Hystory. Stephen Blum, Philipp V. Bohlman dan Daniel M. Neuman (Ed). Urbana and Chicago: University of Illionis Press.
Djohan. (2003).“Psikologi Musik”. Yogyakarta: Buku Baik.
Mahilon, V. C.(1974).“Elements d’acoustigue musicale & instrumental”.Brussels: C. Mahillon
Moleong, L. J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pasaribu. B. M. (1986). “Taganing Batak –Toba: Suatau Kajian Konteks Sabangunan”. Skripsi Sarjana USU Fakultas Sastra Jurusna Etnomusikologi, Medan.
Purba, M.(2007).”Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara:Harapan, Peluang Dan Tantangan”, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Etnomusikologi Pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.
Takari, M. dkk, (2008). “Masyarakat Kesenian di Indonesia” Studi Kultura, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.
http://wikipedia/hornbostel-sach.com
DOI: https://doi.org/10.46965/jch.v2i2.92
Refbacks
- There are currently no refbacks.
License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Kampus I : Jalan Pemuda Ujung No. 17 Tarutung
Kampus II : Jalan Raya Tarutung-Siborongborong KM 11 Silangkitang Kec.Sipoholon Kab. Tapanuli Utara
email: warsetofreddy@gmail.com