Implementasi Teologi Alkitab, Etika dan Gereja dengan Antipatif Isu LGBT

Abstract

Penelitian ini secara khusus mengkaji fenomena LGBT. Adapun pokok masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini meliputi: Pertama, bagaimana pandangan Alkitab terhadap seks dan LGBT. Kedua, bagaimana etika Kristen memandang isu LGBT. Ketiga, bagaimana respons gereja terhadap masalah LGBT. Keempat, apa saja langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah LGBT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, terutama kajian pustaka, untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menghasilkan proposisi baru terkait topik tersebut. Penelitian ini memperoleh beberapa kesimpulan. Allah menciptakan seks sebagai sesuatu yang pada dasarnya mulia dan suci, bukan sebagai hal yang buruk dan menjijikan. Alkitab mengajarkan bahwa seksualitas adalah ciptaan Allah yang kudus, dan seks dalam konteks pernikahan memiliki tujuan untuk regenerasi atau prokreasi, serta merupakan anugerah terindah dari-Nya. Secara teologis, tindakan seksual yang termasuk dalam LGBT dipandang sebagai penyimpangan dari ketetapan Allah yang kudus.Alkitab dengan tegas melarang hubungan sesama jenis dan menyebutnya sebagai perilaku yang tidak wajar, tindakan memalukan, kekejian di hadapan Tuhan, serta sesuatu yang tidak akan mewarisi kerajaan Allah. Namun, sebagai orang Kristen, kita tidak seharusnya menilai atau menghakimi baik buruknya seseorang, termasuk mereka yang tergolong dalam komunitas LGBT. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengasihi mereka dalam Kristus, karena Tuhan tidak menciptakan seseorang dengan kecenderungan LGBT. Sebagai umat percaya yang telah menerima keselamatan dari Allah, orang Kristen dan gereja dipanggil menjadi agen pemulihan bagi mereka yang bergumul dengan keterikatan ini. Untuk mengantisipasi dan menanggulangi isu LGBT, diperlukan langkah-langkah seperti pembinaan keluarga (parenting), pendidikan seks sejak dini, bimbingan oleh gereja, dan layanan konseling.